Ad Code

Responsive Advertisement

Memperingati #1TahunSyahid Ismail Haniyah

 



Delegasi Hamas yang dipimpin oleh Ismail Haniyeh tiba di Teheran setelah menerima undangan untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian. Setibanya di sana, rombongan menuju rumah tamu di kawasan Sa’adat Abad, pinggiran ibu kota. Tempat itu merupakan fasilitas khusus milik Garda Revolusi Iran yang digunakan untuk menampung tamu-tamu penting dari kalangan politikus dan diplomat.

Dari sumber khusus, kami memperoleh denah rinci apartemen di sisi kanan lantai empat tempat Haniyeh menginap selama kunjungannya—dan di kamar inilah ia kemudian dibunuh. Sumber keamanan yang dekat dengan almarhum ketua Hamas itu mengungkapkan kepada TRT Arabic bahwa tim pengamanan Haniyeh telah melakukan pemeriksaan teliti terhadap apartemen tersebut, menggunakan peralatan khusus untuk mendeteksi benda-benda mencurigakan, disertai pemeriksaan fisik menyeluruh di kamar Haniyeh.

Selama dua hari, Haniyeh keluar-masuk rumah tamu untuk menghadiri berbagai acara. Ia selalu didampingi empat anggota pengawal pribadinya, ditambah tim keamanan Iran. Sementara itu, di rumah tamu selalu ada setidaknya satu anggota keamanan yang berjaga.

Hari Selasa di Teheran adalah hari yang padat. Haniyeh menghadiri pelantikan presiden baru Iran, mendapat sambutan yang hangat, lalu berkunjung ke Museum Palestina di Teheran bersama Sekjen Jihad Islam. Malamnya, ia hadir di jamuan makan malam yang digelar presiden baru untuk sejumlah tokoh penting.

Haniyeh kembali ke rumah tamu sekitar pukul 23.30. Menurut sumber kami, ia masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian, kemudian menunaikan salat Magrib dan Isya dengan cara jamak-qashar bersama beberapa anggota pengawal pribadinya — “Dialah yang menurunkan ketenangan di hati orang-orang beriman, agar keimanan mereka bertambah di atas keimanan yang sudah ada.”

Usai salat, Haniyeh berkumpul di ruang pertemuan bersama para pemimpin Hamas, di antaranya Khalil al-Hayya dan Zaher Jabarin. Mereka berbincang mengenai perkembangan perang di Gaza. Namun, kabar pembunuhan seorang tokoh militer besar di Lebanon menjadi topik yang mendominasi diskusi.

Sekitar satu jam berlalu sejak pertemuan dimulai, Haniyeh mulai merasa lelah. Ia berbaring di sofa dan tertidur selama kurang lebih 20 menit. Setelah terbangun, ia melanjutkan pertemuan hingga pukul 01.00 dini hari. Saat pertemuan bubar, semua kembali ke kamar masing-masing.

Haniyeh masuk ke kamarnya sekitar pukul 01.02. Pengawalnya, Wasim Abu Shaaban, sudah bersiaga di depan pintu. Wasim mengambil posisinya di dekat kamar Haniyeh, lalu mengeluarkan mushaf kecil dan mulai membaca Al-Qur’an. Menurut perkiraan tim keamanan pribadi Haniyeh, sang pemimpin duduk bersandar di ranjang sambil memeriksa ponselnya hingga pukul 01.05.

Tak lama kemudian, Wasim al-Hajj gugur. begitupula dengan sang pemimpin, Ismail Haniyeh.


Post a Comment

0 Comments