“Hingga The New York Times bertanggung jawab atas liputan yang bias dan berkomitmen untuk melaporkan perang AS-Israel di Gaza secara jujur dan etis, setiap tulisan ‘essay’ orang pertama hanya akan memberi izin untuk melanjutkan malapraktik ini,” tulis para penandatangan surat tersebut.
Mereka menegaskan, “Hanya dengan menahan karya kami, kami dapat menantang otoritas hegemonik yang telah lama digunakan Times untuk mencuci kebohongan AS dan Israel.”
Surat ini ditandatangani oleh sejumlah aktivis, seniman, dan politisi AS terkenal, termasuk Rima Hassan, Chelsea Manning, Rashida Tlaib, Sally Rooney, Elia Suleiman, Greta Thunberg, Viet Thanh Nguyen, dan Dave Zirin.
“Sebagai tanggung jawab terhadap jurnalis dan penulis Palestina, kami menolak menjadi kaki tangan Times dan menuntut pertanggungjawaban atas kegagalannya sehingga surat kabar ini tidak lagi memanipulasi opini publik untuk pembantaian massal, penyiksaan, dan pengusiran,” tulis para penulis.
Beberapa nama terkenal lainnya yang ikut boikot antara lain Chris Hedges, Marc Lamont Hill, Noura Erakat, Vijay Prashad, Mariame Kaba, Robin DG Kelley, Mohammed el-Kurd, Susan Stryker, Jia Tolentino, Eve L. Ewing, Dean Spade, Nyle Fort, Susan Abulhawa, dan Rashid Khalidi.
Tiga Tuntutan
Para penandatangan surat menyampaikan tiga tuntutan kepada The New York Times:
Melakukan “tinjauan atas bias anti-Palestina dan menetapkan standar editorial baru untuk liputan Palestina,” termasuk praktik penggunaan sumber, kutipan, dan panduan gaya bahasa yang sesuai untuk menggambarkan konflik Israel-Palestina. Mereka juga menuntut larangan bagi jurnalis yang pernah bertugas di militer Israel.
Menarik artikel edisi Desember 2023 berjudul “Screams Without Words”[1] yang menuduh bahwa warga Palestina yang terlibat dalam serangan Hamas 7 Oktober 2023 melakukan pelecehan seksual terhadap wanita Zionis Israel. Artikel itu banyak mengandalkan kesaksian paramedis pasukan khusus Israel yang tidak disebut namanya, dan klaim ini kemudian dibantah pihak kibbutz[2] yang disebut sebagai lokasi kejadian.
Dewan redaksi Times menyerukan embargo senjata AS terhadap Israel.
Para penandatangan menekankan bahwa tuntutan ini “bukan hal yang mustahil atau tidak masuk akal.” Mereka mencontohkan bahwa Times pernah memperbarui panduan gaya liputannya pada krisis AIDS tahun 1980-an dan meminta maaf atas kesalahan peliputan setelah invasi AS ke Irak pada 2003.
“Tidak ada surat kabar AS yang lebih berpengaruh daripada The New York Times. Liputannya menjadi acuan di banyak newsroom di seluruh negeri,” tulis surat itu.
“Sejak Israel memulai perang genosida di Gaza, The New York Times menutupi, membenarkan, dan bahkan menyangkal kejahatan perang oleh penjajah, sehingga melanjutkan praktik panjang surat kabar ini sebagai corong bagi pemerintah dan militer Israel,” tambah mereka.
=============
Catatan Kaki:
[1] Tulisan ini telah dibantah oleh Hamas, klik DISINI serta baca juga Kesaksian 7 Oktober atau klik DISINI
[2] Kibbutz (קיבוץ) adalah kata dalam bahasa Ibrani yang berarti "mengumpulkan" atau "menangkap," dengan bentuk jamak kibbutzim (קיבוצים). Kibbutz merupakan pos-pos pemukim haram yang terdiri dari sekelompok pemukim petani atau pekerja yang tinggal dan bekerja bersama, yang berjumlah antara 40 hingga 1.500 orang.
Kibbutz dianggap sebagai salah satu lembaga terpenting yang menjadi landasan gerakan Zionis di Palestina (sebelum tahun 1948) atau Israel (setelah didirikan), yang memengaruhi kehidupan politik dan sosial di entitas yang dijajah atau yang disebut sebagai 'Israel' hingga awal tahun 1980-an, ketika mulai mengalami kemunduran. Kibbutz adalah lembaga kolonial yang unik dan khusus bagi masyarakat Zionis dan entitas yang dijajah, karena tidak ada lembaga serupa yang setara di Timur Tengah maupun di luar wilayah tersebut.
[
0 Comments