Ad Code

Responsive Advertisement

Kisah Muhammad Deif

 



Nama lengkap Komandan Dheif adalah Muhammad Dhiyab Ibrahim Al-Masry. Beliau, menurut beberapa sumber, lahir tahun 1965. Pada saat Hamas didirikan tahun 87, beliau berusia 22 tahun, dan saat Komandan Imad syahid pada 1993, beliau berusia 28 tahun.

Nah, saat ini, beliau berusia 60 tahun. Usia ini, cukup senior. Dan kalau mengutip kata Syaikh Shalah Al-Arouri: "aku masuk usia yang menurutku sudah terlalu lama aku hidup..."

Dan inilah, kesyahidan yang mulia.

-----------------

Kisah Kesabaran Sang Panglima Abu Khalid Muhammad Dheif Rahimahullah

Oleh: Bilall Rayyan

TG Info Dunia Islam | "Ketika istri dan anak-anak beliau syahid, aku melihat beliau seperti gunung yang kokoh dalam kesabaran dan keteguhan. Meskipun hatinya teramat sedih karena kehilangan mereka dan beliau selalu mengingatnya dan menyimpan kerinduan yang mendalam di dalam hatinya. Beliau pernah bercerita kepadaku bahwa ia pernah sangat ragu untuk menikah sebelumnya, karena takut akan membebani orang yang akan mendampinginya dalam perjalanan panjang ini.

Aku juga melihat kesabarannya yang luar biasa dan kekuatan menahan sakitnya yang bahkan lebih luar biasa. Yang paling membuatnya sakit adalah sakit pada tulang punggungnya, namun ia menanggungnya dengan penuh ketabahahan. Dia menolak untuk mengonsumsi obat pereda sakit sama sekali. Berbeda denganku, yang meminumnya pagi dan sore.

Cedera utamanya adalah pada mata kanan dan ruas tulang belakang bagian bawah, yang menyebabkannya mengalami nyeri hebat dan kelumpuhan pada bagian bawah tubuh. Namun demikian, ia tetap menjalankan tugas organisasinya dengan sangat detail, tanpa melemahkan semangatnya.

Beliau pernah memberitahuku bahwa musuh telah memperoleh beberapa informasi tentang kondisi kesehatannya, tetapi mereka tidak berhenti menyebarkan rumor dengan tujuan menyesatkan dan mengumpulkan informasi. Kadang-kadang mereka mengklaim bahwa beliau lumpuh, dan di waktu lain mereka mengklaim bahwa beliau kehilangan kakinya, dan seterusnya."

Semoga Allah merahmati dan menerimanya dalam barisan syuhada.

--------------------------

Lalu, bagaimana Komandan Dheif syahid?

1) Tanggal 13 Juli 2024 IDF meledakkan kawasan tenda di Al-Mawasi dan umumkan bahwa Komandan Dheif dan Rafi Salamah syahid di sana. Tapi, dibantah oleh Usamah Hamdan, juru bicara Hamas.

2) Pada bulan Maret 2024, IDF melakukan serangan udara dan mengumumkan syahidnya Marwan Issa, wakil Dheif. Kabar ini didiamkan oleh Hamas.

Dengan ini, kita tahu bahwa kemungkinan Komandan Marwan Issa benar-benar syahid di sana.

Lalu, komandan Dheif syahid dalam peristiwa lain, tak jauh dari masa gencatan senjata. Menurut kesaksian Bilal Rayyan, jenazah beliau ditemukan di awal gencatan senjata pada 16 Januari lalu.

Berarti, kesyahidan beliau juga tak jauh dari saat itu, antara Desember-Januari.

Sementara itu, Komandan Ayman Naufal dan Ahmed Ghandour, dari Gaza Tengah dan Utara, syahid di masa gencatan senjata pertama, November 2023.

Tapi, Abu Ubaidah mengumumkannya sekarang bukan berarti karena baru ditemukan atau sejenisnya.

Melainkan, untuk merangkum semua petinggi yang syahid dan memberikan penghormatan yang layak.

--------------------------

فيديو أرشيفي للقائد الشهيد محمد الضيف، أثناء إعلانه عن أسر القسام للجندي "ناحشون فاكسمان" عام 1994، للمطالبة بتحرير الشيخ أحمد ياسين والأسرى في سجون الاحتلال.

Sebuah video arsip dari pemimpin yang mati syahid, Muhammad al-Deif, saat mengumumkan penangkapan tentara "Nahshon Wachsman" oleh Brigade Qassam pada tahun 1994, untuk menuntut pembebasan Sheikh Ahmed Yassin dan para tahanan di penjara pendudukan.

VIdeo: Klik DISINI atau kunjungi IG Hartentoren

--------------------------

Muhammad Dheif (si Tamu)

Julukan: Konon katanya ia dijuluki “tamu” karena ia merupakan tamu di Tepi Barat dan turut andil membangun Brigade Qassam di sana. Atau karena tidak menetap di mana pun; Dia sering menjadi tamu seseorang karena tak bisa menetap di mana-mana.

------------------------

Adalah setiap citra, setiap suara, dan setiap bayangan Komandan Dheif, terukir dalam semua fase perjuangannya yang mulia.

Seluruh langkahnya telah membingungkan para pemimpin musuh beserta aparat keamanan dan intelijennya. Mereka senantiasa gagal dalam setiap upaya mereka untuk menumpasnya.

Namanya terus saja membangkitkan ngeri di barisan musuh, jua menumbuhkan ketakutan dalam jiwa para pemimpin entitas Zionis beserta barisan politisi dan angkatan militernya.

Hingga ia berpulang sebagai syahid dalam pertempuran yang paling terhormat dan terbesar dalam sejarah para pejuang. Itulah sebuah pertempuran yang terbit dari pikirannya, terlumuri darahnya, dan terukir pengorbanannya, dalam setiap hari-harinya.

Akan terus abadi, jejak asy Syahid abu Khalid.
Akan terus menginspirasi, seluruh lapisan generasi bangsa kami.
Akan tertancap pada pilar-pilang bangsa, semangat juangnya serta ledakan perlawanannya.

Itu semua tak akan pernah mati. akan terus menyala. tak akan pernah luntur. Dengan izin Allah dan kekuatan-Nya.

--------------------------

Umm Khaled (isteri Dheif) berkata dalam wawancaranya dengan Al Jazeera:

Suaminya, Abu Khaled, seorang yang suka berpuasa dan shalat. Dia berpuasa pada hari Isnin, Khamis, dan Hari Putih. Beliau sentiasa mendengar al-Quran dan mengajak anak-anak untuk duduk bersama pada hari Jum'at untuk menerangkan ayat-ayat tersebut kepada mereka.

Dia juga menyebut bahawa dia pernah menerima sejumlah uang dari pada Sheikh Ahmad Yassin dan pemimpin Al-Qassam Salah Shehadeh, tetapi dia enggan menerimanya dan berkeras untuk menghantarnya kepada Briged Izz ad-Din al-Qassam, di samping memberi bilik tidur yang diberikan kepadanya kepada salah seorang mujahidin.

Sumber : Warfare Analysis
t.me/duniapalestin


Post a Comment

0 Comments