Ad Code

Responsive Advertisement

Kelaparan: Salah Satu Senjata Penjajah

 


Seorang anak dari Gaza dimangsa oleh taring-taring kelaparan, tanpa dosa apa pun selain dilahirkan dalam keadaan terkepung. Ia berbaring di samping bonekanya, dengan tubuh yang lemah dan keheningan yang menyakitkan.

Gaza tidak hanya terbunuh oleh pemboman, tetapi juga oleh kelaparan dan pengabaian. Apakah ada hati nurani yang akan bangkit sebelum terlambat?

--------

Anda dapat membayangkan bahwa Gaza, dengan waktu kurang dari 10 hari tersisa hingga Idul Adha, hanya memiliki 300 domba yang tersedia, dan harga seekor domba telah melampaui $3.500, dengan berat tidak melebihi 34 kilogram, dan hasil daging bersih hanya 15 kilogram.

Idul Adha tanpa kurban, tanpa daging, tanpa kemampuan untuk menghidupkan kembali Sunnah sebagaimana mestinya.

Gaza, yang selalu berjuang untuk hidup meskipun menderita, kini berdiri tak berdaya di hadapan kenyataan tragis yang telah merampas bahkan simbol-simbol Idul Adha yang paling sederhana sekalipun.

Kurang dari sepuluh hari lagi menuju Idulfitri, dan Gaza belum memiliki apa yang dibutuhkan untuk berkurban, tetapi seperti biasa, mereka terus bertakbir, berdoa, dan berkurban dengan kesabaran dan keimanan, sambil berharap agar Idulfitri berikutnya akan datang dengan keringanan.

-------

Meskipun terjadi kelaparan dan kematian di Gaza, Eropa bersikeras melabeli apa yang terjadi sebagai "dugaan" atau "tidak terverifikasi," mengabaikan kenyataan yang tidak dapat disangkal. Itu adalah kemunafikan Barat yang berkedok demokrasi, runtuh di hadapan darah anak-anak dan jeritan ibu-ibu.




Post a Comment

0 Comments