Ad Code

Responsive Advertisement

Tragedi 'Bantuan' 28.5.25

 


Bantuan kemanusiaan bukanlah alat tawar-menawar untuk memberikan tekanan pada pihak-pihak yang bertikai, tetapi hak dasar rakyat sipil yang mengalami kebutuhan mendesak dalam situasi yang menantang dan mengancam jiwa.

Dalam sebuah adegan yang mengungkap kedalaman tragedi kemanusiaan di Gaza, Perusahaan-perusahaan Kolonial Israel yang beroperasi di bawah kedok Amerika tiba di Jalur Gaza, berpura-pura menjadi organisasi bantuan. Mereka mendirikan sebuah lokasi dengan nama "titik bantuan," merekrut staf asing untuk memberikan kesan internasional dan kemanusiaan pada lokasi tersebut.

Namun, kebenaran tidak butuh waktu lama untuk terungkap. Begitu pembukaan titik tersebut diumumkan, ribuan rakyat Gaza yang kelelahan dan kelaparan membanjiri tempat tersebut dalam apa yang menyerupai ledakan manusia. Mereka yang lapar tidak dapat lagi menunggu atau mengatur diri mereka sendiri—rasa sakit telah melampaui batas—jadi mereka berbondong-bondong menuju lokasi tersebut, mencari sepotong roti untuk memuaskan rasa lapar mereka atau obat untuk meringankan penderitaan mereka.

Dalam beberapa saat, adegan yang dibuat-buat itu runtuh, dan staf asing itu melarikan diri, meninggalkan lokasi tersebut terbengkalai, tidak mampu menghadapi kenyataan yang mengejutkan: Gaza kelaparan, dan martabat rakyatnya mengerang di bawah beban pengepungan.

Masalahnya bukan pada jumlah massa, tetapi pada dalamnya luka, eksploitasi rasa lapar untuk agenda tersembunyi, dan upaya memalsukan kemanusiaan di tengah bencana yang terus berlanjut.

----

Belakangan terungkap bahwa semua bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza bukanlah bantuan dari Penjajah Zionis Amerika maupun Kolonialis Zionist Israel, seperti yang selama ini diklaim. Padahal, bantuan tersebut berasal dari organisasi kemanusiaan internasional ternama yang telah menghimpun sumbangan dari orang-orang yang cinta damai di seluruh dunia dan mengirimkannya dengan tulus ke Gaza yang hancur.

Namun, tangan-tangan manipulatif itu tidak menunjukkan belas kasihan. Penjajah Zionis, dengan koordinasi yang jelas dengan Amerika Serikat, menyita bantuan tersebut dan mendistribusikannya kembali ke dalam Jalur Gaza dengan spanduk palsu bertuliskan "Bantuan Kemanusiaan Amerika-Israel," dalam upaya murahan untuk memalsukan kebenaran dan membajak upaya mulia dari kerja kemanusiaan yang sejati.

Namun, sandiwara yang terbongkar ini pun tidak berlaku. Sebagian besar bantuan dicuri, hilang karena keserakahan Kaum Penjajah dan korupsi dalam penyaluran, sehingga rakyat Gaza tetap seperti apa adanya: lapar, terkepung, dan tertipu oleh ilusi dukungan.

Ini adalah tragedi yang lebih dari sekadar kelaparan. Hal ini merupakan pengkhianatan terhadap kebenaran, distorsi terhadap kerja kemanusiaan, dan eksploitasi terhadap penderitaan rakyat melalui bentuk pemerasan politik dan penipuan media yang paling buruk.

Post a Comment

0 Comments