Ad Code

Responsive Advertisement

Pernyataan Hamas 30.10.25

 


Bismillah, Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang


Siaran Pers

Pengumuman yang disebut Dewan Perencanaan Tinggi di "Yudea dan Samaria" tentang niatnya untuk menyetujui pembangunan 1.973 unit permukiman haram baru di Tepi Barat, hanya satu hari setelah menyetujui 1.300 unit di "Gush Etzion," merupakan eskalasi serius dalam kebijakan Yudaisasi dan permukiman yang menargetkan tanah Palestina jauh di dalam Tepi Barat.

Persetujuan cepat ini merupakan bagian dari kampanye yang dipimpin oleh menteri ekstremis Bezalel Smotrich, dalam kerangka upaya Pemerintah Jajahan untuk memaksakan realitas permukiman komprehensif yang memisahkan Tepi Barat dan Yerusalem dari wilayah yang masih dihuni rakyat Palestina di sekitarnya.

Rencana permukiman ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengkriminalisasi pembangunan permukiman haram, yang menegaskan bahwa Pemerintah Penjajahan melanjutkan proyek aneksasinya yang merayap di lapangan, mengabaikan semua tuntutan dan peringatan internasional.

Kami menyerukan kepada komunitas internasional dan lembaga-lembaganya untuk memikul tanggung jawab hukum dan politik mereka terkait eskalasi permukiman haram ini, untuk menghentikan standar ganda dan menutup mata; yang mendorong penjajah untuk melanjutkan kejahatannya.

Kami menegaskan bahwa rakyat Palestina kami akan melanjutkan keteguhan dan perlawanan mereka terhadap pendatang haram Zionis dan Yahudisasi, dan bahwa upaya untuk mengubah identitas Tepi Barat tidak akan berhasil selama rakyat dan mujahidin kami tetap tegar dan teguh berkomitmen pada hak-hak nasional.

Gerakan Perlawanan Islam - Hamas

Kamis: 08 Jumadil Awal 1447 H
Sesuai dengan: 30 Oktober 2025 M

========

Pernyataan HAMAS dalam rangka memperingati satu tahun kesyahidan komandan Yahya Sinwar (Abu Ibrahim):

Gerakan ini menyatakan bahwa "api Banjir Al-Aqsa tidak akan padam," menegaskan bahwa darah Sinwar dan para syuhada lainnya terus memperkuat jalan para mujahidin dan menginspirasi generasi-generasi baru.

Mereka menggambarkan Sinwar sebagai "pemimpin pertempuran Banjir Al-Aqsa," yang "berdiri teguh di jantung pertempuran hingga napas terakhirnya," dan menganggap warisannya telah membuka jalan bagi pencapaian-pencapaian terbaru, termasuk perjanjian gencatan senjata yang "mengakhiri agresi dan mengamankan pembebasan 1.968 tawanan Palestina dalam kesepakatan 'Banjir Kebebasan'."

Pernyataan tersebut menekankan bahwa kematian Sinwar "hanya memperdalam tekad mujahidin untuk melanjutkan perjuangan hingga pembebasan penuh dan berdirinya negara Palestina yang berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibu negerinya."

Pernyataan tersebut diakhiri dengan sumpah bahwa "panji mujahidin tidak akan pernah jatuh," menyebut pengorbanan Sinwar sebagai "kemuliaan abadi bagi Palestina dan Umat," dan menyatakan bahwa Israel "gagal mencapai tujuannya dan terpaksa mengakhiri agresinya berdasarkan ketentuan perlawanan."

=======

Pejabat Hamas, Jasser Al-Barghouti, menceritakan kunjungannya ke rumah Yahya al-Sinwar:

Ia menggambarkan rumah itu begitu kecil sehingga "tidak ada tempat untuk duduk," meskipun Sinwar adalah kepala pemerintahan Gaza. Ketika tidak ada ruang di dalam rumah, Sinwar menggelar tikar di pintu masuk, dan mereka duduk di luar.

Al-Barghouti mengatakan ia berkata kepada Sinwar, "Abu Ibrahim, Anda adalah pemimpin Hamas. Rumah Anda, tempat orang-orang datang mengunjungi Anda, seharusnya lebih luas."

Sinwar menjawab: "Saya punya kantor yang muat untuk semua orang. Rumah ini untuk berkumpul bersama. Dan saya hidup dengan prinsip: semakin kecil rumah Anda di dunia, semakin besar pula rumah Anda di akhirat."



Post a Comment

0 Comments